Ini adalah penjelasan lengkap mengenai terapi psikosomatik dengan hipnoterapi.
(Psikosomatik: Penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran)
Di artikel ini Anda akan menemukan tentang:
- Apa dan bagaimana Psikosimatik itu
- Cara mengatasi psikosomatik
- Terapi psikosomatik dengan tingkat kesembuhan 93%
Cara inilah yang kami gunakan untuk menangani klien-klien kami di klinik hipnoterapi makassar yang mengalami gejala psikosomatis.
Dan alhamdulillah 90% mengalami kesembuhan, bahkan tanpa obat.
So, tanpa panjang lebar lagi.. yuk langsung aja kita bahas…
Yang Dibahas
Siapa Kami?
Kami adalah klinik hipnoterapi RumahHipno, yang telah membantu banyak orang untuk mengatasi berbagai macam penyakit mental, pikiran maupun psikosomatik.
Berpengalaman menjadi hipnoterapis sejak tahun 2015, dan tersertifikat resmi dari lembaga hipnoterapi terbesar di Asia, yakni IBH.
Selain itu, kami juga adalah certified Instruktur hipnoterapi dari Profesional Hipnoterapi Indonesia (PHI).
Artinya, kami berhak mengajarkan dan mencetak hipnoterapis dengan sertifikat resmi.
Sekarang, mari masuk ke pembahasannya..
Apa itu Psikosomatis
Menurut VeryWellMind.com, istilahh psikosomatik merujuk pada penyakit fisik yang datang dari atau dipengaruhi oleh kondisi pikiran dan emosi, bukan karena faktor luar (seperti luka atau infeksi).
Penyakit psikosomatik paling banyak dipicu oleh faktor stress dan kemudian keluar dalam wujud sakit badan.
Terutama ketika kondisi imun tubuh lagi rendah.
Berdasarkan data hasil riset dari United States Center for Disease Control (CDC), menyebutkan bahwa 90% penyakit itu adalah psikosomatis.
Contohnya, ada orang yang menderita asma selama bertahun-tahun. Sudah mencoba berbagai macam obat dan metode penyembuhan namun tak kunjung sembuh juga.
Setelah diterapi, ternyata ditemukan akar masalahnya adalah sebab ia selalu menyimpan dendam dan amarah dalam hatinya.
Emosi itu, mengendap dalam diri. Dan keluar dalam bentuk penyakit asma.
Adalagi orang yang sering sakit kepala sebelah atau migrain.
Minum obat hanya sekedar sebagai penenang sesaat.
Ketika diterapi ternyata penyebabnya adalah sering panik dan emosional.
Menurut Dr. Christina Peterson, “Stress dan masalah emosional adalah penyebab munculnya migrain.”
Baca juga: Menyembuhkan Skizofrenia Lebih Cepat Dengan Hipnoterapi
Mind-Body-Soul: 3 Dalam 1 Kesatuan
Jika anda bertanya, mengapa pikiran begitu mempengaruhi penyakit fisik? Itu karena antara tubuh, pikiran dan jiwa adalah satu kesatuan yang utuh.
Ketiganya saling terhubung satu sama lain.
Penghubungnya adalah apa yang kita kenal dengan syaraf.
Ketika satu bagian sakit, maka bagian yang lainnya sedikit banyak pasti akan terpengaruh. Apalagi jika hal itu berlangsung lama, bertahun-tahun.
Maka itulah yang menyebabkan psikosomatis.
Menurut study yang dilakukan oleh para ilmuan dari Carnegie Mellon University, menyimpulkan bahwa tingkat stress terutama orang-orang yang tinggal dan beraktivitas di kota-kota besar meningkat sebanyak 18-24 persen dalam waktu 26 tahun terakhir.
Kenapa begitu?
Sebab menurut para ahli, hidup di perkotaan punya tantangan yang tinggi dalam segi social dan ekonomi. Belum lagi persaingan dan kemacetan menjadi salah dua faktor yang juga sangat rentan memicu stress.
Psikolog dari Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly Djaprie, mengatakan bahwa stress inilah yang memicu munculnya penyakit-penyakit seperti diabetes, jantung dan kolesterol tinggi.
Ciri-ciri psikosomatis; Bagaimana Membedakannya dengan Non-psikosomatis?
Lantas, gimana dong cara bedain mana penyakit yang merupakan psikosomatis, mana penyakit yang memang asli penyakit fisik?
Menurut artikel dari Deeph.io, paling tidak ada lima ciri-ciri jika anda mengidap psikosimatik:
- Ketika anda bisa menemukan hubungan antara kondisi tidak sehat dengan stress.
Contohnya, anda merasa bahwa setiap kali kerja terlalu berlebihan, pundak bagian belakang terasa sakit. Atau jika anda terlibat konflik, maka secara otomatis muncul gejala seperti sesak nafas atau sakit dada.
Adanya hubungan semacam ini, membuat pola yang bisa dibaca.
Itulah salah satu gejala psikosomatik. - Tidak ada riwayat penyakit medis (rekam medis menyatakan bahwa anda sehat).
- Jika punya riwayat keluarga (keturunan) mengalami penyakit kronis tertetu, itu juga bisa jadi pemicu munculnya psikosomatis.
Para ahli menyebutkan bahwa, pada saat stress, organ-organ tubuh anda, terutama yang ada kaitannya dengan penyakit genetik, juga akan cenderung lebih rentan terkena penyakit.
Sebagai contoh, secara rekam medis saya sehat. Tetapi ibu saya adalah penderita asma kronis. Maka ketika stress, saya akan lebih rentan terkena asma, sebab ada riwayat asma dari ibu saya.
Nah, hal seperti ini juga termasuk dalam psikosomatik.
- Anda menyadari bahwa penyakit tertentu mampu “menahan” emosi anda.
Contohnya, setiap kali ingin marah, anda jadi sakit kepala. Dan sakit kepala ini membuat anda tidak merasa perlu untuk mengungkapkan kemarahan anda ini.
Contoh lain, ada orang yang lebih memilih nangis setiap kali cekcok dengan pasangannya. Biasanya cewek-cewek. Sementara pasangannya marah-marah, ia hanya diam dan nangis saja.
Setelah nangis, ia pun sudah merasa lega. Gak perlu lagi, mengungkapkan pendapatnya.
hal seperti ini kalo dijadikan kebiasaan, lama-lama bisa berdampak negatif. Salah satunya psikosomatik.
- Ketika penyakit membebaskan anda dari kewajiban melakukan sesuatu.
Contoh, anda menggunakan sakit kepala sebagai alasan untuk tidak cuci piring. Padahal bisa jadi ini hanya alasan atau pelarian saja.
Nah, itulah 5 ciri-ciri psikosomatis yang bisa dikenali.
Mana nih yng pernah anda alami?
Cara Mengatasi Psikosomatik
Untuk mengatasi psikosomatik, harus dilakukan dari kedua sisi.
Gak bisa gak!
Yakni, mengobati penyakit fisiknya. Dan yang gak kalah penting juga mengobati penyakit pikirannya.
Jika hanya mengatasi salah satunya, maka penyakit itu tidak akan hilang seutuhnya.
Contoh, anda cuma minum obat saja.
Maka itu tidak akan menyembuhkan psikosimatiknya. Alih-alih itu cuma menenangkan untuk sementara waktu.
Sebaliknya, kalo yang diobati hanya penyakit pikirannya, maka penyakit fisik yang sudah berdampak tinggi (terutama jika sudah jangka waktu lama), bisa berlanjut menjadi penyakit fisik kronis.
Contohnya, psikosomatis berupa diabetes.
Disembuhkan penyakit pikirannya, tapi gak minum obat. Maka diabetesnya bisa berlanjut menjadi kronis. Akhirnya jadi komplikasi.
Karena itu, kesimpulannya untuk mengatasi penyakit psikosomatis, harus dengan 2 treatment. Yakni obat medis dan terapi pikiran.
Baca juga: (Petunjuk Lengkap) Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan
Terapi Psikosomatik Untuk Menyembuhkan Penyakit Pikiran
Dari segi pikiran, terapi psikosomatis bisa diatasi dengan banyak cara.
Seperti;
- konsultasi psikolog
- mencari teman curhat
- rajin ibadah dan berdoa
- meditasi
- melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk menyalurkan emosi yang terpedam. Contohnya ikut latihan bela diri, teriak sekencang-kencangnya di atas gunung, membanting baran-barang (terapi semacam ini memang ada) dan lain sebagainya.
Selain itu, salah satu cara yang sangat manjur dan dianjurkan adalah dengan hipnoterapi.
Hipnoterapi adalah salah satu terapi psikosomatis, untuk membantu menyembuhkan penyakit langsung dari akarnya.
Sebagai contoh, orang yang mengalami GERD (maag akut) akibat kebiasaan panik berlebihan, bisa diatasi dengan menyelesaikan penyebab kebiasaan panik tersebut.
Bagaimana caranya?
Hipnoterapi bekerja dengan cara mengintervensi pikiran bawah sadar (tempat kebiasaan dan memori masalah itu berada). Menetralkan emosionalnya. Memaknai ulang kejadian pemicunya. Dan memberikan sugesti positif untuk lebih positif ke depannya.
Baca selengkapnya tentang apa itu hipnoterapi di sini.
Dengan hipnoterapi, maka tingkat kesembuhan psikosomatis bisa mencapai 93%. Sisanya tentu, dibantu dengan pengobatan medis.
Nah, bagaimana menurut anda? Punya pengalaman atau kerabat yang mengidap psikosomatis?
Share di kolom komentar ya…